Bangkalan, detik1.com – Sekretaris Blue Green Institute (BGI), Johar Maknun menilai Penerintah Kabupatèn Pamekasan tidak serius tangani banjir. Demikian dikatakan Johar saat ditemui awak Media Detik One.Com, di lokasi banjir Kelurahan Patemon Barat (02/03/2022).
“Kalau melihat kondisi di lapangan, banjir terjadi tiga hal.
Pertama, karena melimpahnya air permukaan. Hal ini dipicu selain berkurangnya Catchment Area (daerah tangkapan air) karena banyaknya area tambang illegal, dan bertambahnya kawasan pemukiman secara signifikan.
Kedua, karena buruknya drainage syetem dan sangat minimnya sumur resapan'”, urai ayah dua anak ini.
Menurut aktivis senior yang kerap melakukan advokasi terhadap masalah tambang illegal ini, akibatnya buruknya drainage system dan minimnya sumur resapan, genangan air di kawasan pemukiman tersebut tidak menemukan jalur pembuangan/penyerapan. Akibatnya, air tergenang dalam waktu yang lama.
“Banjir ini kan udah tahunan terjadi. Mestinya hal ini sudah diantisipasi oleh pemerintah dengan membangun infrastruktur yang baik, termasuk juga dengan membuat banyak sumur resapan”, papar alumni UN Malang ini.
Menurut aktivis yang juga mantan demonstran ini, dalam penanganan banjir saat ini, jumlah perahu karet yang tersedia terlalu minim dibandingkan dengan kebutuhan di lapangan. Demikian juga terkait dengan pompa penyedot air sungai, sangat tidak sebanding.
“Karena itu jika penerintah masih gini-gini saja penanganannya, jangan harap banjir akan berkurang dan cepat surut,” tutup aktivis yang tinggal di Lawangan Daya ini.
(Budi/Tim)