Sumenep, detik.1.co.id // Pemerintah Provinsi Jatim melalui dinas perhubungan Jawa timur, memfasilitasi arus mudik dan arus balik asal Pulau Raas Sumenep Madura dengan tiket online gratis pada lebaran 1445 H.
Tiket online gratis dapat di akses pada aplikasi sistem informasi pemesanan tiket kapal online (si Pentol ) yang di sediakan oleh dinas perhubungan Jatim untuk mempermudah masyarakat Raas mendapatkan tiket online gratis.
Namun realitanya Jumat 19 April 2024 di lapangan masyarakat Raas sangat kesulitan mengakses aplikasi si pentol untuk mendapatkan tiket online gratis.
Sementara masih ada oknum yang bisa dan mudah mengakses aplikasi si pentol sehingga masyarakat hanya bisa memanfaatkan jasa oknum tersebut untuk mendapatkan tiket gratis dengan tidak lagi tiket gratis tapi berbayar karena jasanya. sehingga tujuan pemerintah menggratiskan tiket online kapal tidak lagi mudik dan balik gratis tapi mudik balik bayar.
Hal tersebut terbukti saat arus mudik di pelabuhan jangkar. dimana sempat terjaring razia dua oknum calo di tangkap polisi Polres Situbondo karena ketangkap basah jual karcis dengan tarif tinggi (09/04/2024).
Sementara itu, Raas satu Subiyakto yang terkenal camat baru dan sangat agresif membasmi calo tiket kapal pada awak media DetikOne, mengatakan bahwa sampai saat ini masyarakat Raas masih sangat kesulitan mengakses aplikasi si Pentol dan kesulitan mendapatkan tiket online gratis. sehingga mereka tidak ada pilihan lain dan terpaksa membeli tiket pada calo yang tidak lagi gratis tapi ada tarif bayar.
Menurutnya, dalam aturan tiket gratis masyarakat via online melalui aplikasi si pentol milik dishub Jatim pemesanan satu akun satu tiket arus mudik dan arus balik.” Namun, dari beberapa informasi yang di dapatnya dari masyarakat diduga kuat ada seseorang yang dengan akunnya bisa mengakses si pentol dengan mudah serta memesan tiket online dengan jumlah yang sangat banyak serta memanfaatkannya untuk di dikomersilkan demi mendapatkan ke untungan pribadinya,” ujar Subiyakto.
Sementara itu ketua LSM LKH Jatim Sanhaji mengatakan bahwa untuk mengatasi hal itu hendaknya pemerintah provinsi Jawa timur melalui dinas perhubungan Jawa timur ke depan tidak lagi menggunakan aplikasi tiket online seperti ini karena dengan sistem online justru lebih rawan dan banyak peluang bagi oknum dan calo untuk mengkomersialisasi tiket. sehingga tiket yang gratis tidak lagi gratis dan tiket yang tarif normal menjadi lagi tidak normal.
“Intinya menurut saya lebih baik kembali menggunakan tiket manual yang langsung di loket karcis dengan begitu gerak para calo dengan mudah dapat terpantau.namun jika dinas perhubungan tetap menggunakan aplikasi tiket online maka pihaknya pesimis oknum dan calo sulit di hentikan karena dengan tiket online mereka masih punya banyak peluang dan celah untuk bermain,” pungkasnya.