Harjakasi, Berkah Dadakan Bagi Pedagang Kaki Lima

Situbondo, detik1.com – Di tengah hiruk-pikuk polemik Dana PEN yang tak kunjung reda, ternyata Pemkab Situbondo tetap melaksanakan Kirab Harjakasi (Hari Jadi Kabupaten Situbondo) yang menandakan perayaan hari lahirnya Kabupaten Situbondo.

Berbagai aktifitas hiburan disuguhkan kepada masyarakat Situbondo, di antaranya adalah tari-tarian, marching band, musik tradisional dan tentu saja kendaraan yang dihias sedemikian rupa dengan nuansa yang disesuaikan jati diri peserta Kirab.

Perwakilan dari berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Instansi Pemerintah dan juga perwakilan dari beberapa Kecamatan terlihat turut serta memeriahkan rangkaian Kirab Harjakasi yang pada tahun 2022 ini Kabupaten Situbondo genap berusia 204 tahun. Tentunya usia yang harusnya sudah cukup berumur bagi sebuah kota untuk bisa menjadi sebuah kota yang maju.

Terlepas dari hal tersebut di atas, gema Kirab Harjakasi yang dilepas sekitar pukul 20.00 WIBB ini rupanya mendapat atensi yang cukup tinggi dari masyarakat Situbondo. Beberapa jam sebelumnya, kerumunan warga terlihat memenuhi trotoar jalan di sepanjang rute pelaksanaan Kirab sejak dari Jl. Kartini sebagai awal dilepasnya rangkaian peserta Kirab. Kemudian iring-iringan peserta berlanjut ke Jl. Cendrawasih, Jl. Merak, Jl. JA Suprapto kemudian menuju Jl. PB Sudirman dan finish di Jl. Kartini sebagai ujung rute Kirab.

Doc.Photo Warga Saat Memperingati Acara Kirab Harjakasi

Menariknya, bahkan ketika seluruh rangkaian iring-iringan Kirab telah lewat, warga terlihat belum beranjak dari tempatnya. Mereka terlihat sangat menikmati suasana malam ini. Tentu saja hal tersebut justru menjadi berkah bagi para pedagang kaki lima yang juga terlihat ikut memenuhi keramaian suasana, mulai dari pedagang makanan, minuman, mainan dan juga abang asongan.

“Ini baru ngambil lagi, mas. Yang dibawa pertama tadi sudah ludes terjual,” sebut Joko, salah seorang pedagang asongan yang menjual makanan ringan ketika ditanyakan oleh Awam Media DetikOne, kenapa dagangannya terlihat masih banyak tersisa.

“Nah, kalau sekarang saya benar-benar panen mas, Ini saya sampai manggil ibu saya untuk membantu saya,” ujar Andy, pedagang lesehan yang sehari-harinya mangkal di depan Kantor Dinas Kominfo. “Biasanya sampai jam 1 atau jam 2, saya baru pulang, tapi malam ini kayaknya saya pulang lebih awal, dagangan habis semua, mas,” imbuh pria plontos pemilik warung lesehan “Cafe Caca” yang akrab dipanggil dengan sebutan Andy Tiger ini dengan wajah berbinar.

(Hamzah)

error: