Situbondo, detik1.co.id // Setelah 25 tahun merancang gagasan, menyusun strategi, dan menata konsep, HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy, atau yang lebih dikenal sebagai Ji Lilur, akhirnya mengumumkan langkah besarnya: menaklukkan bumi dalam bingkai DABATUKA – Demi Allah! Bumi Aku Taklukkan untuk Kemanusiaan.
Dari daratan hingga lautan, Ji Lilur telah menancapkan jejaknya. Di Jawa, sebanyak 1.500 tambang telah dikelola. Sementara itu, di gugusan Teluk Kangean**, kawasan seluas 121.000 hektare telah menjadi pusat budidaya perikanan. Bahkan, sebanyak 38 teluk telah diajukan untuk “disewa” dari negara. Pemerintah menetapkan tarif Rp18.680.000 per hektare, yang dibayarkan melalui OSS dengan Leading Sector Direktorat Jenderal PKRL di Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.
Tahun 2025 menjadi momentum penting bagi operasi besar-besaran Ji Lilur. Menambang di daratan, berbudidaya di lautan. Untuk mendukung ekspansi ini, ia telah membentuk induk perusahaan, yaitu Sabhumi Barat Basra (Surya Bumi Bandar Darat Bandar Samudera Nusantara), yang mengelola seluruh lini bisnisnya.
Induk perusahaan ini menaungi 17 konglomerasi usaha yang terdiri dari ratusan perusahaan di sektor pertambangan dan perikanan, di antaranya:
BIG (Bandar Indonesia Grup), ANG (Astra Nawa Grup), ANTARA Grup (Astra Nawa Nusantara Grup), BSD Grup (Bandar Swarna Dwipa Grup), TAMAMI Grup (Trisula Matahari Bumi Grup), RAKESA Grup (Raja Kebun Indonesia Grup), RATESA Grup (Raja Telur Indonesia Grup), PATAYA Grup (Petani Indonesia Raya Grup),RAKSASA Grup (Raja Peternak Sapi Indonesia Grup), BAKASA Grup (Bandar Kambing Indonesia Grup), BAYASA Grup (Bandar Ayam Indonesia Grup), BALAD Grup (Bandar Laut Dunia Grup, GLORA Grup (Global LOKETARU Nusantara Grup), BAKERA Grup (Bandar Kerapu Nusantara Grup), BATERA Grup (Bandar Teripang Nusantara Grup), BRULANTARA Grup (Bandar Rumput Laut Nusantara Grup), RASADA Grup (Raja Samudera Dunia Grup).
Setiap konglomerasi usaha menaungi puluhan hingga ratusan anak perusahaan, dengan jumlah yang terus berkembang.
Bukan tanpa alasan Ji Lilur memilih nama Surya Bumi sebagai induk bisnisnya. Sebagai keturunan Raja Majapahit, ia merasa berhak menggunakan simbol kejayaan kerajaan itu sebagai Tonggak Kebangkitan Nusantara.
Kini, ia menegaskan tekadnya: bekerja mendunia, membangun kejayaan ekonomi Nusantara Investasi besar telah digelontorkan—**lebih dari Rp300 miliar**—untuk mewujudkan visi ini. Ji Lilur yakin bahwa Surya Bumi Majapahit akan kembali bersinar.
Dari pusat Dinasti Ming di Shenzhen, China, Ji Lilur merancang ekspansi bisnisnya untuk membawa Nusantara ke masa depan yang gemilang.Baginya, perjalanan ini bukanlah kebetulan, melainkan buah dari kecerdasan, keberanian, dan restu Sang Pemilik Semesta.
Bismillahi wa ‘ala Millati Rasulillah. Sabhumi Barat Basra siap menaklukkan dunia. DABATUKA!”tegas Ji Lilur.