Situbondo, detik1.co.id //HRM. Khalilur R. Abdullah Sahlawiy, atau yang akrab disapa Jih Lilur, merupakan cicit Ken Arok dan cicit Sri Jaya Singhavarman, Raja Champa. Ia dilahirkan di Dusun Sokaan, Desa Trebungan, Kecamatan Mangaran, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Baru-baru ini, Jih Lilur dianugerahi gelar Kanjeng Pangeran Edo Yudha Negara oleh Keraton di Solo.
Gelar tersebut memperkuat silsilahnya sebagai cicit Pangeran Kanduruhan, Raja Sumenep, yang merupakan keturunan dari Sultan Fatah (Sultan Demak) dan Prabu Brawijaya V, Raja Majapahit.
Dalam rilisnya di Grup Wartawan Premium pada Jumat (7/3/2025), Jih Lilur menyampaikan pandangannya mengenai potensi besar perikanan budidaya di Indonesia, khususnya dalam memenuhi kebutuhan pasar lobster di China.
Menurut Jih Lilur, Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa memiliki kekayaan hayati yang melimpah, termasuk berbagai jenis biota laut. Salah satu biota laut yang memiliki nilai ekonomi tinggi adalah lobster atau udang barong, yang sangat dibutuhkan oleh China.
“China membutuhkan sekitar 7 miliar ekor lobster setiap tahunnya, dan sebagian besar kebutuhan tersebut disuplai oleh Vietnam, Selandia Baru, Australia, Amerika Serikat, dan sebagian kecil dari Indonesia,” ungkapnya.
Untuk menembus pasar lobster China, Jih Lilur bekerja sama dengan tiga tokoh penting yang ahli di bidang perikanan dan rekayasa genetika:
1 Philip Gu
– Memiliki dua kewarganegaraan (Singapura dan Australia).
– Pernah menjadi konsultan perikanan PBB selama 10 tahun.
– Memiliki perusahaan rumput laut yang terdaftar di bursa saham Australia (IPO) dengan nilai saham naik 8.000 kali lipat pada hari pertama.
2.Cao Yue Ming
– Ahli hatchery lobster di China dan pakar dalam rekayasa genetika lobster.
3 Lin Li
– Dekan Fakultas Zoologi di Zhongkai College of Agricultural Engineering (Haizhu Campus), China.
– Memiliki gelar PhD di bidang virologi dari University of Hamburg, Jerman.
– Menjabat di berbagai komite akademik dan lembaga riset perikanan di China.
Dengan dukungan ketiga ahli tersebut, Jih Lilur optimistis dapat menguasai pasar lobster di China melalui inovasi dan teknologi budidaya yang canggih.
Saat ini, Bandar Laut Dunia Grup (BALAD Grup) yang dipimpin oleh Jih Lilur tengah mempersiapkan proyek besar di gugusan Teluk Kangean. Proyek ini mencakup area seluas 90.000 hektare, yang dibagi menjadi beberapa zona budidaya: Rumput Laut: 50.000 hektare. Lobster: 8.000 hektare di 16 teluk. Komoditas Lain (LOKETARU): mencakup kerapu, kerang, kepiting, teripang, anggur laut, rajungan, dan udang.
Jih Lilur menyebutkan bahwa puncak pencapaian usahanya di bidang perikanan budidaya akan tercapai pada Jumat, 14 Maret 2025. Setelahnya, ia berencana mengalihkan fokus ke bisnis rempah-rempah Nusantara mulai akhir April 2025.
“Setelah 14 Maret 2025, saya akan diam di media sosial terkait usaha perikanan budidaya. Selanjutnya, saya akan memulai perjalanan baru di bisnis rempah-rempah Nusantara yang mendunia,” tegasnya.
Selama masa transisi tersebut, Jih Lilur berencana mengadakan pertemuan informal atau “ngopi-ngopi” di berbagai kota di Indonesia maupun di belahan dunia lainnya.
Salam Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia,” tutupnya.
**HRM. Khalilur R. Abdullah Sahlawiy**
*NELAYAN NUSANTARA*
*PELADANG NUSANTARA*
*PETANI NUSANTARA*
*PEKEBUN NUSANTARA*
*Raja Tambang Tanah Jawa.*