Situbondo, detik1.co.id // Upaya menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam industri perikanan budidaya terus digencarkan. HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy, pendiri dan pemilik BALAD Grup, menegaskan komitmennya untuk membawa Indonesia menjadi pusat ekspor lobster dunia.
Komitmen ini bukan sekadar wacana, tetapi telah diwujudkan melalui kemitraan strategis dengan pengusaha dari tiga negara utama: China, Singapura, dan Vietnam. China, sebagai negara dengan konsumsi perikanan budidaya terbesar di dunia, menjadi mitra penting dalam ekspansi bisnis ini.
“Saya tidak menunggu mereka datang. Ketika mereka menyatakan minat untuk bermitra dengan BALAD Grup, saya yang datang ke China. Saya memastikan mereka adalah pengusaha sejati, mempelajari pasar perikanan mereka, dan menyampaikan visi besar saya untuk Indonesia,” ujar Ji Lilur, sapaan akrabnya.
Dalam kemitraan ini, Ji Lilur menegaskan bahwa Indonesia lebih layak menjadi pemimpin ekspor lobster dunia dibanding Vietnam, yang selama ini mendominasi. “Benih Bening Lobster (BBL) berasal dari Indonesia, tetapi justru Vietnam yang menguasai pasar ekspor. Ini harus kita ubah,” tegasnya.
Dukungan dari mitra bisnis di China dan Singapura menjadi angin segar bagi rencana besar BALAD Grup. “Mereka sepakat dan mendukung penuh misi saya untuk menjadikan Indonesia sebagai kiblat baru dunia dalam usaha perikanan budidaya,” tambahnya.
Sementara itu, Vietnam, yang selama ini menjadi pesaing utama Indonesia dalam industri ini, diajak untuk bersinergi, bukan berkompetisi secara destruktif. “Saya tekankan bahwa Indonesia dan Vietnam harus bekerja sama, bukan diadu oleh pihak lain yang hanya ingin membeli hasil laut kita dengan harga murah,” jelas Ji Lilur.
Kunjungan Delegasi China dan Singapura ke Indonesia
Sebagai bukti keseriusan kemitraan ini, delapan pengusaha dari China dan lima pengusaha dari Singapura dijadwalkan berkunjung ke Indonesia. Agenda mereka meliputi:Menginap di Sheraton Surabaya, Berkunjung ke Kantor Pusat BALAD Grup di Graha Pena Ekstensi Lantai 10, Meninjau hatchery di Situbondo, Mengunjungi gugusan Teluk Kangean, Madura, untuk survei potensi perikanan budidaya, termasuk LOKETARU (Lobster, Kerapu, Teripang, Anggur Laut, Rumput Laut, dan Udang).
Kunjungan serupa juga akan dilakukan oleh sembilan pengusaha Vietnam pada minggu kedua Maret 2025 dengan agenda kerja yang sama.
Tak hanya di Kangean, usaha perikanan budidaya LOKETARU akan diperluas ke berbagai provinsi lain, termasuk NTT, NTB, Sulut, Kepri, Maluku, Jawa Tengah, Jawa Barat, DIY, dan DKI Jakarta.
Dengan penuh keyakinan, Ji Lilur, yang memformat dirinya sebagai Nelayan Nusantara, menegaskan misinya untuk membawa Indonesia menjadi kiblat baru dunia dalam usaha perikanan budidaya.
“Demi Allah, bumi aku taklukkan untuk kemanusiaan! Salam Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia,” tegas pengusaha muda yang juga menyandang gelar kebangsawanan KP. Krendo Panulahar dan Kanjeng Pangeran Edo Yudha Negara