Situbondo, detik1.co.id // HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy, atau yang akrab disapa Ji Lilur, mengawali pernyataan reflektifnya dengan menegaskan satu identitas yang kuat: sebagai rakyat Republik Indonesia. Ia bukan sekadar warga negara, melainkan juga seorang nelayan Nusantara, pengusaha perintis, serta pendiri Induk Perusahaan Bandar Laut Dunia Grup—BALAD Grup—yang kini tengah merintis usaha budidaya perikanan, khususnya lobster.
Dalam keterangannya, Ji Lilur menyampaikan bahwa dirinya sedang mengembangkan usaha budidaya lobster, baik di dalam negeri, Republik Indonesia, maupun di luar negeri, yakni di Republik Sosialis Vietnam.
Usaha ini bukan merupakan inisiatif pribadi semata, tetapi dijalankan sejalan dengan kebijakan dan arahan resmi pemerintah, khususnya dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP RI).
Arahan tersebut merujuk pada Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2024, yang mengatur strategi kemitraan global dalam sektor budidaya lobster. Berdasarkan regulasi ini, perusahaan Ji Lilur diarahkan untuk menjalin kemitraan dengan pembudidaya lobster asal Vietnam.
Kemitraan tersebut berbentuk usaha patungan (joint venture/JV), dan telah memperoleh surat rekomendasi serta kuota budidaya dari Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Vietnam (MARD), yang mulai 1 Maret 2025 berganti nama menjadi Kementerian Pertanian dan Lingkungan Hidup Vietnam (MAE).
“Semua arahan dan petunjuk dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia saya laksanakan sepenuhnya melalui perusahaan saya, Bandar Laut Dunia Grup,” ujar Ji Lilur.
Menariknya, pengalaman Ji Lilur tak hanya berkutat pada pelaksanaan kebijakan formal, tetapi juga menyentuh sisi kemanusiaan dalam hubungan antarnegara. Saat berada di Vietnam, ia secara langsung meminta bantuan kepada Duta Besar Republik Indonesia untuk Vietnam, Denny Abdi. Tak hanya menjalankan tugas diplomatik, sang duta besar digambarkan oleh Ji Lilur sebagai sosok yang hangat dan rendah hati.
“Beliau mengajari saya tentang hubungan Indonesia–Vietnam dengan penuh kesantunan. Rasanya seperti abang saya sendiri yang membantu. Beliau benar-benar mewakili negara, namun tetap hadir sebagai manusia yang peduli pada rakyatnya,” ungkap Ji Lilur dengan penuh haru.
Tak hanya mendapat dukungan dalam ranah diplomatik, Ji Lilur juga mengaku disambut dengan sangat baik oleh otoritas Vietnam. Ia bahkan terkejut dengan keramahan para birokrat dan pejabat di negara tersebut.
“Pejabat Vietnam sangat terbuka. Mereka menyambut saya dan perusahaan saya dengan tangan terbuka. Saya tidak menyangka suasana birokrasi bisa sehangat ini,” ujarnya.
Setelah hampir setahun menjalani proses perizinan dan persiapan budidaya lobster lintas negara, Ji Lilur kembali ke Tanah Air dalam dua bulan terakhir. Di sinilah ia kembali dibuat terkesan oleh pengalaman berbeda yang membantah persepsi negatif sebelumnya.
“Saya sangat terkesan dengan keramahan dan keterbukaan para pejabat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (Ditjen PB) KKP RI. Ini membantah asumsi saya sebelumnya bahwa birokrasi di sektor kelautan dan perikanan adalah bagian dari ‘mafia lobster’,” ungkapnya terus terang.
Menurutnya, para pejabat dan birokrat di Ditjen PB KKP RI tidak hanya memberikan arahan, tetapi juga aktif membimbing, mendampingi, bahkan memotivasi dirinya sebagai rakyat yang sedang membangun usaha budidaya nasional. Hubungan yang tercipta, kata Ji Lilur, bukan sekadar antara pejabat dan rakyat, melainkan antara sesama anak bangsa yang memiliki visi besar untuk Indonesia.
“Saya merasa semakin cinta pada Republik Indonesia. Dukungan dan arahan mereka telah memperkuat tekad saya untuk menjadikan Indonesia sebagai kiblat baru dunia dalam usaha perikanan budidaya,” tegasnya.
Pengalaman ini membuat Ji Lilur semakin yakin bahwa para pejabat Republik Indonesia—baik yang bertugas di luar negeri seperti di Vietnam maupun yang berdinas di dalam negeri seperti di KKP—masih banyak yang berpihak kepada rakyat.
“Ternyata, masih banyak pejabat Indonesia yang benar-benar ingin membantu rakyatnya. Mereka manusiawi, mereka merangkul. Ini pengalaman yang benar-benar membuka mata saya,” ujarnya.
Sebagai penutup, Ji Lilur menyampaikan doa dan harapannya bagi kemajuan Indonesia. Ia berharap negeri ini terus melaju, berdaulat di laut, sejahtera di darat, dan berjaya di dunia.
“Semoga Indonesia semakin jaya. Semoga Indonesia semakin raya. Semoga Negara Kesatuan Republik Indonesia semakin jaya raya,” pungkasnya.
Dengan salam penutup yang khas dan penuh semangat:
Salam Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia!
Tertanda:
HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy
(Rakyat Indonesia – Nelayan Nusantara).