Ji Lilur Ekspansi Budidaya Lobster di Vietnam: 17 Bulan Menembus Jaringan Mafia

Doc.Foto Haji Lilur

Situbondo, detik1.co.id // Setelah 17 bulan berjibaku menembus jaringan mafia lobster lintas negara, HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy akrab disapa Ji Lilur akhirnya berhasil mewujudkan salah satu mimpinya: membudidayakan benih bening lobster (BBL) di Vietnam.

Langkah ini bukan sekadar bisnis biasa, melainkan tonggak penting bagi Bandar Laut Dunia Grup (BALAD GRUP) holding milik Ji Lilur dalam memperluas kiprah ke panggung perikanan internasional.

Dalam pernyataannya, Ji Lilur menyebut bahwa BALAD GRUP kini menjadi satu-satunya holding dari Indonesia yang berhasil menjalin kemitraan dengan empat perusahaan perikanan di Vietnam. Melalui empat anak perusahaannya, BALAD GRUP membentuk joint venture (JV) strategis di kawasan pesisir Vietnam Tengah.

Empat JV tersebut melibatkan lebih dari 100.000 nelayan pembudidaya BBL di empat provinsi: Khanh Hoa, Phu Yen, Binh Dinh, dan Ninh Thuan.

“Bagaimana dengan enam JV lainnya? Rasanya lebih baik saya jaga lisan agar terhindar dari cobaan,” ujar Ji Lilur sambil tersenyum. Ia mengutip pesan Khalifah Ali bin Abi Thalib: “Jaga lisan agar terhindar dari cobaan, karena sesungguhnya tutur kata yang tidak terjaga sering menghadirkan cobaan.”

Proses panjang ini tidak ditempuh dengan mudah. Selama lebih dari satu tahun terakhir, Ji Lilur bolak-balik dari Jakarta ke Hanoi, dengan Ho Chi Minh sebagai titik persinggahan utama.

“Kemarin, Jumat, 18 Juli 2025, seluruh urusan kami di Hanoi telah rampung,” ungkap Ji Lilur. Ia menuturkan bahwa sejak Kamis, 17 Juli 2025, dirinya sudah berada di Ho Chi Minh dan menginap di Sheraton Saigon. Dari lantai 23 hotel tersebut, ia merenungkan langkah berikutnya: memperbesar investasi dan memperkuat ekosistem bisnis lobster di Vietnam.

Ada alasan historis yang membuat Ji Lilur merasa punya keterikatan dengan Vietnam Tengah. Keempat provinsi yang kini menjadi pusat budidaya lobster itu dulunya merupakan wilayah utama Kerajaan Champa.

Baca Juga:
Media DetikOne Inisiasikan Pentingnya Kebersatuan Seluruh Jurnalis Dan Aktivis

“Bagi saya, ini seperti panggilan leluhur. Saya merasa dituntun untuk bertarung, bertahan, dan berbisnis di sektor ini,” ujarnya.

Perjalanan Ji Lilur tak sekadar urusan bisnis, tetapi juga sarat makna sejarah keluarga. Ia merupakan keturunan langsung Sri Jaya Singhavarman, Raja Agung Kerajaan Champa dan ayah dari Puteri Champa Candra Wulan.

Puteri Candra Wulan menikah dengan Sayyid Ibrahim As-Samarqandiy. Dari pasangan ini lahirlah dua tokoh penyebar dakwah Islam di Jawa: Sayyid Ali Murtadho (Sunan Gresik) dan Sayyid Ali Rahmatullah (Sunan Ampel). Dari jalur ayah, Ji Lilur adalah keturunan ke-13 Sunan Gresik. Dari jalur ibu, ia merupakan trah ke-19 Sunan Ampel.

“Saya yakin perjuangan ini harus berlanjut di Vietnam. Empat provinsi yang dulunya pusat kekuasaan Champa, kini saya bidik sebagai pusat budidaya lobster. Pilihannya hanya satu: menang,” tegasnya.

Dari sisi patung Ho Chi Minh di Distrik 1, Ho Chi Minh City, Ji Lilur meneguhkan tekadnya. Ia ingin membangkitkan kembali kejayaan Champa bukan melalui jalur politik atau kekuasaan, melainkan lewat ekonomi.

Dengan pengalaman panjang di bidang perdagangan batu bara dan budidaya perikanan, Ji Lilur optimistis bisa menjadi salah satu kekuatan ekonomi utama di Vietnam, sebelum melanjutkan ekspansi ke Tiongkok.

Ia juga menyebut bahwa dirinya memiliki garis keturunan Tionghoa, yakni sebagai trah ke-17 dari Pangeran Kanduruhan Raja Sumenep, putra Sultan Fatah dari Demak, yang ibundanya berasal dari Tiongkok. Bagi Ji Lilur, silsilah bukan sekadar kebanggaan, tetapi juga amanah yang harus dijawab dengan prestasi.

“Target saya jelas: pencapaian saya harus melampaui para leluhur saya, baik para Sunan maupun Raja Nusantara,” tegasnya.

Saat ini, BALAD GRUP dan Bandar Indonesia Grup (BIG) terus bergerak membangun konglomerasi. Keduanya telah memiliki ratusan anak perusahaan yang beroperasi di Vietnam, baik di sektor perikanan budidaya maupun pertambangan.

Baca Juga:
Diduga Terlibat Politik Praktis, Bawaslu Pamekasan Segera Panggil Kemeneg

Ji Lilur memulai semua langkah itu dengan satu kalimat pembuka yang menjadi prinsip hidupnya: “Bismillah.” Di bawah semboyan DABATUKA (Demi Allah! Bumi Aku Taklukkan untuk Kemanusiaan), ia menjalankan visi bisnis yang berpadu dengan misi sosial.

“Salam Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia,” tutup HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy, Founder & Owner BIG dan BALAD GRUP, menandai babak baru perjalanan bisnis sekaligus spiritualnya di Asia Tenggara.

error: