Banyuwangi, detik1.com – Ketua Umum Aliansi Setia Nawaksara Indonesia(SNI), Saya menolak tegas pemerintahan Jokowi untuk menaikkan harga BBM dan mengutuk keras sikap represif polisi dalam menangani aksi demonstrasi mahasiswa, yang Saat-saat ini terjadi.
“Dan bila aksi kekerasan polisi terhadap aksi demonstrasi mahasiswa terus terjadi maka dipastikan pemerintahan Jokowi anti-kritik dan bagian dari rezim orde baru,”kata Raden Teguh Firmansyah.
Lanjut Raden, dalil kenaikan harga BBM sepertinya tidak dapat dihindari oleh pemerintah RI, seakan akan hanya menjadi satu alasan untuk menyelamatkan atau menghemat APBN, tapi kenapa masih liarnya tambang-tambang Galian C yang anti Pajak semakin marak saja di setiap provinsi atau kabupaten, masih liar di era BBM naik ini,”ucap Raden Ketum SNI.
Menurut Raden. “Penyelamatan yang hanya berpindah dari satu kebijakan pengeluaran ke rencana kebijakan pengeluaran, penghematan menurut saya hanya berhemat dari pengeluaran untuk rakyat ke penghematan ke satu golongan investasi,” tuturnya.
Kenaikan harga BBM era Pemerintahan Jokowi ini saya nilai terlalu tinggi dalam sejarah negara ini dilahirkan, dan dampak BBM naik kita tidak akan pernah bisa menduga berapa persen harga-harga lain yang akan naik,” imbuhnya.
“Saya berharap masyarakat Indonesia jangan sampai terpesona oleh para pejabat tinggi yang menolak kenaikan BBM, karena ini pernah juga dilakukan oleh para pejabat tinggi yang sekarang menjadi pemerintah era kini, hati-hati kalau dengan drama mengejar 2024.” tutup Raden
(Tim)