Kenaikan Harga Beras di Kepulauan Sumenep, Masyarakat Mulai Resah

Kenaikan Harga Beras
Doc.Foto Warga Sapudi Yang Resah Akibat Beras Naik

Sumenep,detik1.co.id // Hampir sebulan kenaikan harga beras sebagai kebutuhan pokok kehidupan Masyaraat di sejumlah Daerah di kabupaten Sumenep membuat warga setempat mulai Resah, hal yang sangat signifikan ini sangat dirasakan juga oleh Masyarakat pulau dikabupaten ujung timur Pulau Madura, utamanya masyarakat pulau Sapudi.

Dikepulauan Sapudi dan sekitarnya sebelum ada kenaikan harga beras Normal seperti beras merk Ikan Paus per 10 kg berkisar dibawah Rp. 110. 000 ( seratus sepuluh Ribu Rupiah) dan begitu juga dengan merk beras lain seperti 55, anak pintar dan lainnya.

Mirisnya, harga beras yang sudah hampir sebulan terus mengalami kenaikan membuat para kaum ibu Rumah Tanggah Mulai Resah, karena harus menambah biaya Hidup dalam keluarga. Dari harga kisaran seratus sepuluh Ribu Rupiah per 10 kg, pada Saat ini hari Jum’at 8 September 2023 harga Beras merk Ikan Paus per 10 kg di Pasar Gayam mengalami kenaikan Signifikan sampai Rp. 140. 000 ( Seratus empat puluh Ribu Rupiah) per 10 kg.

Ibu Hatijah, salah satu janda tua yang hidup di Dusun Gayam, menuturkan kepada awak media keberadaan hidupnya yang mulai Gelisah akibat tingginya kenaikan Harga beras, sementara dari penghasilan hidupnya mulai mengelami ketidak berimbangan.

Dalam bahasa Madura ibu Hatijah menuturkan ” Adhe’ere apa marena Anika pak,,,,,monpon beras arghena larang gelluk, epaberemma’a Rakyat Ben pamarentah, ontong samangken masanah Sabreng Ben Sokon ghebei tobhento Tabuk lapar”

” mau makan apa kita ini pak…kalau harga beras terlalu mahal, Mau diapakan kita sama pemerintah. Untung sekarang masih ada ketelah pohon dan buah sukun sebagai pengganjal perut lapar” terang ibu Hatijah. Jum’at (08/09/2023).

Hal yang lebih membuat Masyarakat Resah dan bersedih dengan kenaikan harga beras dikarenakan disejumlah tempat di wilayah kabupaten Sumenep bertepatan dengan Musim Gawei ( pesta perkawinan ).

Menurut warga yang bernama Sahannah yang kebetulan pulang belanja dari pasar, kepada awak media juga menyampaikan tentang keresahannya, karena dirinya dalam sebulan ini kedepan sudah banyak beli beras untuk pengembalian Gawei.

” Anika wajib mabeli pak…….kaule waktu Andik hajadhen beras gik tak depak saratos ebu pak, Samangken kombelien ampon 140 ebu per sak 10 kg, buru Posang kaule ajuwel bedena ekabelli beras”

” ini wajib pengembalian pak…..saya waktu punya Hajatan ( pesta perkawinan) harga beras masih di bawah seratus Ribu Rupiah, dan sekarang saat pengembalian harganya sudah Rp. 140.000 per 10 kg. Membuat Saya pusing dan mulai menjual sejumlah barang untuk membeli Beras” gerutunya.

Dengan melambungnya harga Beras ini, sejumlah masyarakat utamanya di kepulauan Sapudi dan sekitarnya berharap kepada Pemerintah setempat untuk segera ambil langkah, mengingat Beras merupakan kebutuhan Utama bagi kehidupan masyarakat.

Akhmadi Adi podei, Selaku aktivis kepulauan Sangat berharap kehadiran pemerintah kabupaten Sumenep, karena menurutnya kenaikan harga beras sudah melambung tinggih.

” kasihan Masyarakat, sudah banyak yang resah dan mengeluh, disaat Musim kemarau disejumlah daerah sudah mulai mengalami kekeringan ditambai lagi dengan permasalahan Naiknya harga kebutuhan pokok yang sudah hampir tidak terjangkau oleh lapisan masyarakat bawah” ungkap Akhmadi

” kepada pemerintah Sumenep, dengan tagline BISMILLAH MELAYANI Saya minta secepatnya lakukan langka langka dalam penanganan ini, lewat Dinas setempat janganlah hanya melakukan gerakan di darat, seperti operasi pasar murah dan semacamnya. Kami Masyarakat pulau butuh perhatian. Kami sering kali terisolisasi karena cuaca buruk angkutan laut tapi harga beras tidak se mahal saat ini ” Tutupnya.

Pewarta ; Tim/Red

Editor : Redaksi

error: