KLM Fajar Lorena Safari Alami Laka Laut, Berikut Penjelasan UPP Kelas III Sapudi

Doc.Foto Kantor UPP Kelas III Sapudi

Sumenep, detik1.co.id // Di tengah simpang siur informasi terkait penyebab dan kondisi terakhir kapal KLM Fajar Lorena Safari yang mengalami kecelakaan laut di perairan Situbondo pada Minggu, 8 Desember 2024, Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Sapudi melalui Marine Inspector, Reni Wijaya, memberikan keterangan resmi kepada awak media.

Menurut Reni, kapal KLM Fajar Lorena Safari dinyatakan layak berlayar. Sebagai Marine Inspector, pihaknya selalu melakukan pengawasan dan pemeriksaan rutin terhadap kapal sebelum keberangkatan, termasuk memanggil nakhoda untuk memastikan kondisi kapal.

“Kami tidak hanya memeriksa fisik kapal, tetapi juga mesin, alat keselamatan, dan alat navigasi untuk memastikan semuanya memenuhi syarat pelayaran,” jelasnya.

Reni juga mengungkapkan bahwa kecelakaan tersebut disebabkan oleh kebocoran pada lambung kapal. Hal ini diperkuat oleh pernyataan nakhoda KLM Fajar Lorena Safari, Ramli, yang mengungkapkan bahwa kejadian tersebut tidak terduga.

“Cuaca saat keberangkatan dari Pelabuhan Gayam sangat bagus. Namun, di tengah perjalanan, tepatnya di perairan Situbondo, tiba-tiba muncul tiga gelombang besar yang menghantam kapal, menyebabkan lambung kanan depan kapal bocor,” ujarnya melalui sambungan telepon.

Ramli menambahkan bahwa kondisi cuaca di lokasi kejadian sebenarnya tidak ekstrem, tetapi hantaman tiga gelombang besar secara berturut-turut membuat kapal tidak stabil dan air mulai masuk ke ruang mesin. “Alhamdulillah, tidak lama setelah kejadian, kapal Pertamina datang memberikan pertolongan,” tambahnya.

Kepala UPP Kelas III Sapudi, Suyatno, turut menegaskan bahwa kapal KLM Fajar Lorena Safari telah memenuhi standar kelayakan pelayaran. Ia juga menjelaskan mengenai manifest penumpang yang sempat menjadi perbincangan. “Dalam manifest tercatat 61 penumpang, terdiri dari 51 dewasa, 10 anak-anak, serta 5 awak kapal. Jadi total ada 66 orang, ditambah barang campuran seberat 1 ton. Jumlah ini masih di bawah kapasitas muatan kapal,” jelas Suyatno.

Ia menegaskan bahwa UPP Kelas III Sapudi telah menjalankan SOP keselamatan pelayaran dengan baik. “Saat keberangkatan dari Sapudi, cuaca dalam kondisi bagus. Kejadian di tengah laut sepenuhnya menjadi tanggung jawab nakhoda kapal,” katanya.

Suyatno juga berharap kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Ia meminta seluruh pihak yang beraktivitas di perairan Sapudi dan sekitarnya untuk selalu waspada terhadap cuaca buruk serta mematuhi imbauan dari BMKG.

“Kami turut berbela sungkawa atas korban yang meninggal dunia. Saya telah memerintahkan seluruh pegawai untuk hadir di rumah duka dan memberikan santunan guna meringankan beban keluarga,” pungkasnya.

error: