Sumenep, detik1.co.id //Program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang diluncurkan setiap tahun seharusnya membantu warga yang tinggal di rumah-rumah yang tak layak huni. Di Kecamatan Raas, Kabupaten Sumenep, ratusan unit rumah telah menerima bantuan RTLH melalui pemerintahan sembilan desa di kecamatan tersebut. Namun, masih ada banyak rumah yang benar-benar tidak layak huni belum tersentuh oleh program ini, seperti rumah Nenek Munisayang berada di Dusun Noko, Desa Ketupat.
Berdasarkan hasil konfirmasi dengan tim awak media, Nenek Munisa mengungkapkan bahwa rumahnya sering kali difoto oleh aparat desa sejak Kepala Desa Moh. Tamrin menjabat dua periode. Meski begitu, hingga kini rumahnya belum mendapatkan bantuan program RTLH.
“Justru, rumah di depan rumah saya yang kondisinya lebih baik dan pemiliknya masih muda dan sehat, malah mendapatkan bantuan RTLH. Sementara rumah saya yang sudah reot dan hampir tak bisa dihuni lagi, belum tersentuh bantuan,” tutur Nenek Munisa kepada awak media.
Nenek Munisa berharap besar agar pemerintah desa tidak menutup mata terhadap kondisi rumahnya dan berharap bisa mendapatkan bantuan RTLH tahun ini atau tahun depan.
Sementara itu, PJ Kepala Desa Ketupat, Mohammad Sahril, melalui Pj Sekdes Ketupat, Hairul,ketika dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Rabu 18 September 2024, menyatakan bahwa terkait data penerima RTLH di Desa Ketupat pada tahun 2024, ia tidak mengetahui secara pasti jumlah unit yang diterima maupun siapa saja yang mendapatkannya.
“Proyek RTLH 2024 ini tidak ditangani oleh desa, melainkan oleh pihak luar, yaitu Saudara H. Suli dan Saudara Asdimo,” jelas Hairul. Ia juga mengungkapkan keterkejutannya bahwa delapan desa lain diserahkan kepada pemerintahan desa, namun Desa Ketupat justru diserahkan kepada perorangan.
Saat dikonfirmasi lebih lanjut, Asdimo, salah satu pihak yang menangani proyek RTLH Desa Ketupat, mengatakan bahwa benar ia dan H. Suli menangani 20 unit rumah RTLH di desa tersebut. “Saya menangani 10 unit, dan sisanya ditangani oleh H. Suli. Kami sudah mengeluarkan dana awal sebesar Rp60 juta untuk mendapatkan proyek ini. Tanpa uang muka 30%, proyek RTLH tidak bisa kami dapatkan,” jelas Asdimo.