Papua Barat, detik1.co.id // Tiga simpatisan kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang beroperasi di wilayah Maybrat akhirnya menyerahkan diri kepada Satgas Yonif 501/Bajra Yudha (BY). Mereka memutuskan kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) setelah terdesak oleh operasi intensif yang dilakukan oleh Satgas TNI, serta dorongan informasi positif dari keluarga mereka di kampung yang menceritakan kehadiran Satgas 501 sebagai mitra masyarakat Papua. Ketiga simpatisan tersebut adalah HB (45 tahun), MK (21 tahun), dan DM (18 tahun).
Prosesi penyerahan diri dilakukan dalam suasana khidmat, dimulai dengan penandatanganan dan pengucapan Ikrar Kesetiaan kepada NKRI, serta penciuman Bendera Merah Putih. Acara ini juga disaksikan oleh perangkat desa, tokoh adat, dan masyarakat setempat, menambah kesan mendalam terhadap momen tersebut.
Kelompok ini sebelumnya berada di bawah pimpinan Zeth Fatem, namun tekanan besar dari operasi Satgas Yonif 501/BY memaksa mereka mundur. Operasi pengejaran yang agresif dan sistematis dilakukan hingga ke pelosok hutan Maybrat, mempersempit ruang gerak kelompok separatis dan memutus jalur logistik mereka. Akibatnya, internal kelompok ini mulai goyah hingga akhirnya beberapa anggota memutuskan menyerah.
Dansatgas Yonif 501/BY, Letkol Inf. Yakhya Wisnu Arianto, S.Sos., M.Han., menyampaikan, “Kami menjalankan operasi ofensif tanpa henti. Kondisi ini membuat mereka kehabisan sumber daya, lelah hidup dalam pelarian, dan akhirnya menyerahkan diri.” Senin 16 Desember 2024.
Selain tekanan operasi, faktor kunci yang mendorong keputusan mereka menyerah adalah kabar dari keluarga mereka di kampung. Kehadiran Satgas Yonif 501/BY yang dikenal membangun infrastruktur dan membantu masyarakat membuat warga setempat lebih percaya kepada TNI.
Salah satu mantan simpatisan, HB, mengungkapkan, “Keluarga kami bilang prajurit Satgas 501 itu baik. Mereka membantu masyarakat, membangun kampung, dan ingin Papua maju. Kami akhirnya sadar, tidak ada gunanya terus seperti ini.”
Keberhasilan ini menunjukkan efektivitas pendekatan strategis Satgas Yonif 501/BY di Papua Barat. Selain operasi ofensif, mereka juga menerapkan pendekatan humanis dengan melibatkan masyarakat dalam berbagai program sosial, sehingga menciptakan kepercayaan dan rasa aman.
Dansatgas Yonif 501/BY menegaskan, “Kami hadir di Maybrat untuk menciptakan keamanan, kedamaian, dan toleransi. Dengan stabilitas itu, pembangunan bisa terus berjalan menuju Papua yang lebih maju. Kami tidak bisa bekerja sendiri, dukungan masyarakat sangatlah penting.”
Dengan kembalinya HB, MK, dan DM ke pangkuan NKRI, diharapkan semakin banyak anggota kelompok separatis yang menyadari bahwa kedamaian dan pembangunan Papua hanya dapat diraih melalui persatuan. Kesuksesan ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara TNI dan masyarakat mampu menjaga keamanan serta mewujudkan Papua yang aman, damai, dan sejahtera.