Buol, Sulteng, detik1.co.id //Industri Asphalt Mixing Plant (AMP) milik Jemy Todar, yang berfungsi memproduksi campuran aspal panas, diduga menggunakan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dalam operasionalnya.
Menurut pantauan wartawan dari 13 Juli hingga 25 Oktober 2024, AMP tersebut berlokasi di Desa Bokat, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah. Selama kegiatan produksi dan pengerjaan proyek jalan daerah, provinsi, maupun nasional, Jemy Todar diduga menggunakan BBM subsidi jenis solar, bukan BBM industri. BBM tersebut konon berasal dari SPBU 7494501 yang juga dimilikinya.
Untuk menghasilkan 125.177 ton campuran aspal panas, AMP tersebut memerlukan 1.457,92 liter solar. Secara lebih rinci, setiap produksi 1 ton aspal membutuhkan 11,31 liter solar, dan untuk menaikkan suhu produksi sebesar 1°C diperlukan tambahan 8,09 liter solar.
Saat dimintai klarifikasi melalui pesan WhatsApp, Jemy Todar menanggapi, “Itu minyak berasal dari solar industri yang disi dalam jeriken,” ujarnya. Namun, saat ditanya lebih lanjut, ia menyatakan, “Terserah dirimu saja apa maumu.”
Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPP Laskar Anti Korupsi Pejuang Empat Lima (LAKI P.45), Moh Hasbih Ibrohima, SH, MH, saat dimintai keterangan di Jakarta pada 25 Oktober 2024, berharap kepolisian Sulawesi Tengah melalui Polres Buol segera memeriksa kontraktor tersebut. “Polisi harus menyelidiki dugaan penyalahgunaan BBM subsidi ini,” ujarnya.
Ia juga meminta pihak berwenang untuk memverifikasi dokumen terkait asal-usul BBM yang digunakan selama ini agar publik mengetahui kebenarannya. “Transparansi sangat penting agar tidak ada penyalahgunaan,” tegasnya.