detik1.co.id // Di sebuah negeri yang awalnya penuh dengan harapan dan cita-cita luhur, rakyat mempercayakan nasib mereka kepada seorang pemimpin yang tampak sederhana dan penuh kasih. Presidenyang terpilih ini berasal dari kalangan rakyat biasa. Ia dikenal rendah hati, jujur, dan memiliki visi yang menjanjikan perubahan besar bagi bangsa. Rakyat begitu mencintainya, hingga ia dianggap sebagai sosok penyelamat yang akan membawa negeri ini ke masa depan yang lebih cerah.
Namun, seiring berjalannya waktu, kekuasaan ternyata memiliki daya tarik yang luar biasa. Presiden yang awalnya sederhana mulai merasakan nikmatnya kuasa. Lambat laun, ia berubah. Kekuasaan yang begitu besar memberinya kendali penuh atas semua aspek pemerintahan dan kehidupan rakyat. Ia mulai memperluas kekuasaannya, tidak hanya di bidang politik, tetapi juga ekonomi, militer, dan media.
Perubahan yang paling mencolok terlihat ketika ia mulai menghalalkan segala cara untuk mempertahankan kekuasaannya. Berbagai kebijakan yang diambilnya semakin tidak berpihak kepada rakyat, melainkan hanya untuk melanggengkan kekuasaannya. Ia mulai menyingkirkan siapa saja yang dianggap sebagai ancaman, baik melalui cara-cara yang legal maupun ilegal. Media dikendalikan secara ketat, oposisi dibungkam, dan kebebasan berpendapat semakin terancam.
Puncaknya adalah ketika Presiden tersebut mulai merancang rencana untuk menjadikan keluarganya sebagai penerus kekuasaan. Ia mengangkat anak-anaknya ke posisi-posisi penting dalam pemerintahan. Keluarganya dipersiapkan untuk mengambil alih ketika ia sudah tidak lagi berkuasa. Dalam waktu singkat, kekuasaan di negeri itu tidak lagi berada di tangan rakyat, melainkan terkonsentrasi pada satu keluarga yang berkuasa penuh.
Rakyat yang awalnya mendukung Presiden ini mulai menyadari bahwa mereka telah tertipu oleh penampilan luarnya yang sederhana. Kepercayaan yang dulu begitu besar kini berubah menjadi kekecewaan mendalam. Namun, ketika mereka mencoba untuk melawan, mereka dihadapkan pada ancaman dan kekerasan yang semakin brutal dari rezim yang berkuasa.
Negeri itu, yang dulu dikenal sebagai negeri yang damai dan sejahtera, kini berubah menjadi negeri yang penuh dengan ketakutan dan ketidakadilan. Hukum tidak lagi dijalankan dengan adil, melainkan hanya untuk kepentingan keluarga Presiden. Ekonomi negara hancur, korupsi merajalela, dan rakyat menderita dalam kemiskinan.
Kisah ini menjadi pelajaran berharga bahwa kekuasaan yang tidak dikontrol dapat menghancurkan negeri. Seorang pemimpin yang awalnya sederhana dan dicintai rakyat bisa berubah menjadi diktator yang kejam ketika kekuasaan berada di tangan yang salah. Negeri itu kini hanya tinggal kenangan, sebuah peringatan bagi kita semua untuk selalu waspada terhadap bahaya kekuasaan absolut.
Pada akhirnya, kekuasaan sejati bukanlah soal mengendalikan orang lain, melainkan melayani mereka dengan hati yang tulus dan penuh tanggung jawab. Jika seorang pemimpin melupakan hal ini, maka kehancuran hanya tinggal menunggu waktu.
Penulis Artikel: Benny Hartono Pimpinan Redaksi Media DetikOne