Melestarikan Budaya Jawa Tari Kuda Lumping, Anak Sekolah Dasar ini Tampil Sampai Larut Malam

Banjarnegara, detik1.com – Seiring berkembangnya teknologi, budaya asing dapat ditemui dengan mudah di Indonesia.

Adanya budaya asing mampu menambah edukasi, atau memperluas wawasan tentang kebudayaan dan menanamkan rasa toleransi terhadap budaya lain.

Namun, adanya budaya asing dapat membuat generasi penerus bangsa mengabaikan budayanya sendiri, misal tari embeg atau kuda lumping yang makin hari makin dilupakan.

Gareng dan hery pelatih tari Embag SDN 1 Kutawuluh mengatakan tari embeg merupakan tari yang sudah ada sejak abad ke-9 ketika kepercayaan animisme dan dinamisme mulai berkembang.

Tari Ebeg berbeda dengan wayang, karena tidak menceritakan tokoh tertentu dan tidak terpengaruh oleh agama tertentu. Tari Ebeg sejatinya melambangkan dukungan rakyat terhadap Pangeran Diponegoro dalam melawan imperialisme kolonial Belanda.

Tari Ebeg menggambarkan prajurit perang yang sedang menunggang kuda. Dalam tari tersebut, kuda yang ditungganginya menggunakan boneka kuda yang terbuat dari anyaman bambu dan kepalanya diberi ijuk sebagai rambut, ucapnya saat di temui Media DetikOne (4/8/22).

“Dan juga Tari Ebeg tidak lepas dari kehidupan masyarakat Banyumas. Maka dari itu, hampir seluruh lagu yang dimainkan dalam tari tersebut menggunakan bahasa jawa khas karesidenan Banyumas, atau biasa disebut Ngapak. Selain itu, lagu atau tembang yang terdapat pada Tari Ebeg juga berisi tentang wejangan hidup, pantun, atau sejarah Ebeg,” lanjutnya.

Dan disini saya mendidik pentingnya pelestarian budaya ini dan saya mengenalkan secara langsung anak anak dengan cara bergabung dalam kelompok Tari Ebeg Dwi Turonggo Jati dari desa Kutawuluh, pungkas gareng dan heri pelatih embeg.

Desi cahyaningsih (9) salah seorang siswa pernah mempertunjukkan tariannya untuk hajatan di daerah Kutawuluh, yaitu Blimbing, Kweni, dan desa Gumiwang sampe malam sudah biasa.

Oktanadhiya defa (18) penggemar embeg cilik merasa senang melihat pertunjukan ini, karena ini merupakan bukti dari adanya peran anak anak SDN 1 Kutawuluh dalam melestarikan kesenian atau kebudayaan yang ada.” pungkasnya.

(Ono)

error: