Probolinggo, detik1.co.id // Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Probolinggo bersama Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Jember, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Muspika Kecamatan Candipuro, serta perwakilan dari SD dan TK di sekitar hutan Kabupaten Lumajang mengadakan sosialisasi Pengenalan Tanggap Bencana bagi anak usia dini. Acara ini digelar di Wana Wisata Kali Pinusan, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Candipuro, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Pasirian, KPH Probolinggo, pada Selasa, 20 Agustus 2024.
Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Sub Kesatuan Pemangkuan Hutan (KSKPH) Lumajang, Januar Suharsono, S.SP; Wakil Rektor III Universitas Jember, Prof. Dr. Bambang Kusmaryono, M.Si; Kepala LP2M Universitas Jember, Prof. Dr. Yuli Winoto; Kepala BPBD Kabupaten Lumajang, Patria Dwi, M.Ap; Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang; Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (KBKPH) Pasirian, Eko Tunggal, beserta jajarannya; Muspika Kecamatan Candipuro; serta perwakilan dari SD dan TK di wilayah hutan Kabupaten Lumajang.
Kegiatan yang merupakan bagian dari program Sekolah Sadar Lingkungan (SeDarLing) ini bertujuan untuk memperkenalkan dan menyosialisasikan tanggap bencana kepada anak usia dini dengan tema “Budaya Sadar Bencana”. Perhutani dan LP2M Universitas Jember menekankan pentingnya pendidikan lingkungan bagi anak usia dini, karena lingkungan dan pendidikan adalah dua hal yang saling berkaitan. Oleh karena itu, pendidikan tentang lingkungan harus mulai diterapkan dalam bentuk praktik, bukan hanya teori.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Perhutani KPH Probolinggo, Aki Leader Lummi, S.Hut, melalui Kepala Sub Kesatuan Pemangkuan Hutan (KSKPH) Lumajang, Januar Suhartono, S.SP, menyampaikan bahwa pendidikan lingkungan sangat penting dalam menanamkan kecintaan terhadap kelestarian lingkungan hidup.
“Pendidikan lingkungan memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan perilaku cinta terhadap kelestarian lingkungan. Pendidikan ini perlu ditanamkan sejak usia dini. Kami berharap adanya kerjasama dan sharing program terkait lingkungan hidup dan kebencanaan, mengingat Kabupaten Lumajang adalah salah satu wilayah dengan tingkat bencana yang tinggi di Jawa Timur,” ujar Januar.
Sementara itu, Wakil Rektor III Universitas Jember, Prof. Dr. Bambang Kusmaryono, M.Si, menyatakan bahwa Sekolah Sadar Lingkungan adalah gerakan dari Universitas Jember untuk Indonesia bahkan dunia. Gerakan ini bukan hanya bersifat lokal, tetapi juga merupakan forum multipihak untuk berbagi pengetahuan dan praktik dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Perhutani KPH Probolinggo dan BPBD Kabupaten Lumajang atas terselenggaranya Sekolah Sadar Lingkungan ini untuk generasi penerus, khususnya yang tinggal di sekitar hutan. Diperlukan kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk Perhutani, agar pelaksanaan dan pengembangan sekolah sadar lingkungan ini dapat berkelanjutan,” pungkasnya.