Bupati Bondowoso Sambut Kunjungan Kerja Komisi VIII DPR RI.

Bondowoso, detik1.com – Dalam rangka Reses Ke Kabupaten Bondowoso Komisi VIII melakukan Kunjungan Kerja dalam Bidang Agama, Sosial, Kebencanaan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak.

Hadir ketua Tim kunjungan kerja komisi VIII DPR RI beserta seluruh anggota. Perwakilan dari kementrian agama, kementrian sosial, kementrian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, Bafan Nasional Penanggulangan Bencana, Baznas, KPAI, Bupati dan Wakil Bupati Bondowoso anggota Forum Koordinasi, Pimpinan Daerah Kabupaten Bondowoso;
Plh.Sekretaris Daerah beserta Staf Ahli, Asisten, Kepala Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bondowoso, Senin (01/08/2022).

“Saya haturkan selamat datang di Kabupaten Bondowoso kepada ketua Tim beserta rombongan komisi VIII DPR RI, semoga kehadiran rombongan komisi VIII DPR RI membawa berkah bagi masyarakat Bondowoso.” Kata Bupati Bondowoso KH. Salwa Arifin.

Bupati dalam sambutanya menyampaikan, Kabupaten Bondowoso merupakan daerah yang sejuk, alamnya indah, cocok untuk menghabiskan waktu dan berwisata yang berada di Daerah tapal kuda dengan luas mencapai 1.560,10 km2, terbagi dalam 23 kecamatan 209 desa dan 10 kelurahan.

Adapun jumlah penduduk mencapai 778.525 jiwa (tahun 2021). Kabupaten Bondowoso merupakan daerah agraris dengan potensi pertanian, peternakan, dan perkebunan.

“Salah satu yang terkenal adalah kopi arabicanya, dan Bondowoso mendapatkan julukan Bondowoso Republik Kopi.” Ungkapnya.

Selain itu Bupati juga menyampaikan
Saat ini pemerintah Kabupaten Bondowoso sedang berproses untuk meraih Unesco Global Geopark untuk Ijen Geopark dengan harapan prestasi tersebut dapat menjadi pengungkit peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Hal ini dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Pemerintah Kabupaten Bondowoso berpedoman pada Visi Terwujudnya Bondowoso Mandiri Ekonomi, Lestari, Sejahtera, Adil dan Terdepan dalam Bingkai Iman & Takwa.” Paparnya.

Sedangkan pada tahun 2022 ini difokuskan pada Peningkatan Inovasi Sistem Pemerintahan Berbasis Teknologi Informasi, Mendorong Kemandirian Dan Percepatan Pemulihan Ekonomi.

“Seiring dengan menurunnya kasus Covid-19, Kabupaten Bondowoso mulai bangkit kembali baik dari sisi ekonomi maupun sosial kemasyarakatannya.” Tambahnya.

Hal tersebut ditunjukan dengan IPM Bondowoso terus mengalami peningkatan dari 64,75% pada tahun 2017, meningkat menjadi 66,59% pada tahun 2021.

Perekonomian Bondowoso tumbuh secara positif dari 5,30 persen pada tahun 2019, menurun mencapai angka -1,36 persen pada tahun 2020, dan meningkat kembali menjadi 3,49 persen pada tahun 2021.

Namun hal itu masih terdapat permasalahan dan tantangan yang memerlukan penanganan, antara lain yaitu, Indeks Gini Bondowoso mengalami pergerakan yang fluktuatif dan masih berada di bawah indeks Gini Nasional dan Jawa Timur.

“Tahun 2021 Indeks Gini Bondowoso mencapai angka 0,33 yang menunjukkan tingkat ketimpangan rendah.” Tukasnya.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada 2019, mencapai angka 2,96%. Dengan adanya Pandemi Covid-19, TPT tahun 2020 meningkat menjadi sebesar 4,13% dan Pada tahun 2021 menjadi 4,46% Kemiskinan pada tahun 2019 dapat ditekan menjadi 13,33%. Dengan adanya Pandemi Covid-19, kemiskinan tahun 2020 meningkat menjadi sebesar 14,17% dan Pada tahun 2021 menjadi 14,73%. Terdapat penyandang masalah sosial diantara masyarakat miskin tersebut.

Selain pandemi Covid-19 yang membutuhkan alokasi sumberdaya yang cukup tinggi, Kabupaten Bondowoso juga merupakan wilayah potensi bencana alam cukup tinggi karena, Bondowoso berada di lingkaran pegunungan yang di antaranya masih berstatus aktif, yaitu Gunung Ijen dan Raung

Selain itu Bondowoso juga mempunyai 10 (sepuluh) potensi bencana baik di musim hujan maupun kemarau, yakni, gempa bumi, banjir, banjir bandang, gerakan tanah dan tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, letusan gunung api, likuifaksi, angin puting beliung dan wabah/pandemi.

“Beberapa hari yang lalu terjadi erupsi Gunung Raung yang menyemburkan abu setinggi 1.500 meter.” Tukasnya.

Sementara Kabupaten Bondowoso saat ini dengan populasi ternak sapi sekitar 237.407 ekor, telah terjadi wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Ternak yang membutuhkan penanganan intesif, karena ternak sapi tersebut merupakan simpanan masyarakat Bondowoso.

“Bondowoso masuk dalam Kabupaten Layak Anak Kategori Madya, meningkatkan dari tahun sebelumnya yang Pratama, namun disisi yang lain masih terdapat perkawinan di bawah umur.” Terangnya.

Dari jumlah lembaga keagamaan cukup banyak (ponpes 213, masjid 1.130, guru ngaji 5.865) yang merupakan potensi untuk meningkatkan kesejahteraan yang memerlukan pembinaan seluruh stakeholder.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bondowoso bersama-sama dengan stakeholder dengan memanfaat sumber pembiayaan dari APBD, APBD Provinsi, APBN, swasta sehingga permasalahan tersebut dapat teratasi. Berbagai inovasi penanganan juga dilakukan untuk mempercepat penanganannya.

Dalam rangka menangani kemiskinan
Gerakan Tanggap Peduli Masyarakat Miskin (tape manis) dalam rangka meningkatkan akses masyarakat terhadap perlindungan sosial, pelayanan dasar, dan program penanggulangan kemiskinan lainnya.

Updating dan pengelolaan data fakir miskin dengan melakukan verifikasi dan validasi data terpadu dan maksimalisasi sistem layanan rujukan terpadu (SLRT).
Pendampingan PKH dengan melakukan graduasi KPM PKH dan sekolah perempuan PKH (Sekoper PKH) yaitu melakukan pendampingan kewirausahaan.

Pada saat pandemi Covid-19 telah dilakukan Bantuan sosial bagi masyarakat terdampak PPKM Darurat.
Dalam rangka meningkatkan pemberdayaan perempuan dan anak
Perisai (pernikahan insan ideal), yaitu melakukan edukasi untuk calon pengantin.

Poslanding KDRT, untuk pengaduan KDRT. Bekerja sama dengan stakeholder lainnya untuk mengatasi pernikahan dini dan stunting.
Dalam rangka meningkatkan pemberdayaan lembaga keagamaan, dilakukan pemberian operasional lembaga keagamaan dan pemberian insentif

Dalam rangka menangani bencana alam dilakukan Pembentukan tim reaksi cepat dan Pengembangan sistem informasi bencana alam (SiGaban), yaitu media pelaporan dan informasi kebencanaan di Kabupaten Bondowoso yang berisi Pelaporan kejadian bencana, Petunjuk Mitigasi, Peta rawan bencana dan ancamannya serta Informasi kebencanaan.

Pemerintah Kabupaten Bondowoso berupaya melakukan pembangunan dengan mengoptimalkan potensi daerah, namun demikian karena kemampuan keuangan yang terbatas belum seluruh permasalahan tersebut dapat teratasi.

“Kami masih membutuhkan tambahan sumberdaya untuk mempercepat penanganan masalah.Untuk menangani kemiskinan kami mengusulkan penambahan kuota PBI JK, pembangunan Liposos atau Penampungan PPKS, pelatihan ketrampilan dan bantuan alat bantu disabilitas, peralatan TAGANA, dan mobil layanan PMKS ODGJ.” Harapnya.

Dalam rangka meningkatkan pemberdayaan perempuan dan anak kami mengusulkan bantuan sarana dan prasarana untuk UPT PPA.

Sedangkan untuk meningkatkan pemberdayaan lembaga keagamaan kami mengusulkan bantuan BOP penyelenggaraan pendidikan karakter dalam bentuk insentif guru ngaji dan guru keagamaan lainnya, serta bantuan masjid, tempat ibadah, dan pondok pesantren.

Untuk menangani bencana alam kami mengusulkan penanganan bencana alam tanah longsor di Kecamatan Ijen, penanganan daerah rawan kekeringan dan puting beliung serta sarana prasarana penanganan bencana di PUSDALOP BPBD Kabupaten Bondowoso.” Haturnya.

Oleh karena itu, dengan kehadiran Komisi VIII DPR RI ke Bondowoso merupakan berkah bagi kami untuk dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana yang kami usulkan ke Pemerintah Pusat untuk mendapatkan pendanaan APBN.

“Akhirnya, mohon dengan hormat kiranya ketua tim kunjungan kerja komisi VIII DPR RI, berkenan memberikan arahan atas upaya pembangunan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Bondowoso yang telah dan yang akan datang.” Pungasnya.

(Sukri)

error: