Sumenep, detik1.co.id // Misteri di balik kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Hamsan di Desa Buddi, Pulau Kangean, Kecamatan Arjasa, Sumenep, Madura, hingga kini belum menemukan titik terang. Pergantian dua Kapolres yang menjabat sebelumnya juga masih belum mampu mengungkap siapa otak di balik kasus ini.
Sementara, Keluarga korban hingga saat ini berharap besar kepada aparat penegak hukum khususnya Kapolres yang baru ini memberikan angin segar untuk segera mengambil langkah tegas dan mengungkap dalang utama di balik pembunuhan tersebut. Mereka menilai, lambannya penanganan kasus ini dapat merusak citra Polri di mata masyarakat.
“Kami berharap Kapolres yang baru bisa bergerak cepat menangkap siapa otak pelaku sebenarnya dibalik pembunuhan Hamsan agar kepercayaan masyarakat terhadap Polri tetap terjaga,” ujar aktivis kangean yang enggan disebut namanya mewakili keluarga korban.
Menurutnya, Keluarga juga mencurigai adanya dugaan keterlibatan oknum aparat desa yang berusaha menghambat penyelidikan. Sebab, kasus ini seakan dibekukan oleh oknum penegak hukum yang tidak bertanggung jawab, Padahal mirip dengan kasus Ferdy Sambo yang sempat menyita perhatian publik karena adanya upaya menutupi fakta.
Untuk itu, pihak Hamsan ( korban ) juga sangat menyayangkan pasal yang diterapkan oleh penyidik waktu itu tidak sesuai dengan harapan.
Padahal, Berdasarkan kronologi laporan yang dimiliki keluarga, mereka yakin kasus ini merupakan pembunuhan berencana. akan tetapi, aparat penegak hukum justru mengkategorikannya sebagai penganiayaan biasa.
“Dari kronologi yang kami miliki, sudah jelas ini pembunuhan berencana, tetapi di BAP malah dianggap penganiayaan. Ini jelas tidak sesuai dengan fakta yang ada,” tambah perwakilan keluarga.
Keluarga korban berharap agar Kapolres yang baru bersikap profesional, transparan, dan segera menuntaskan kasus ini demi keadilan bagi Hamsan dan keluarganya.