Example 728x250

Pelayanan Oknum Karyawan SPBU Bangsalsari Buruk!! Karena di Duga Berkata Kasar dan Tidak Melayani Konsumen

Jember, detik1.com – Lagi-lagi oknum pegawai SPBU berulah bak sang raja yang ingin di layani dan hormati oleh konsumen. rupanya mereka belum menguasai tentang pelayanan prima dan mungkin juga si oknum itu sudah terbiasa melayani konsumen dengan sikap ketus,angkuh dan kurang sopan kepada konsumen SPBU.

Padahal ketika ada satu saja karyawan yang punya sikap ketus, egois, kurang ramah dan tidak sopan, tentu hal tersebut akan menjadi pengaruh buruk pada SPBU itu sendiri. misalnya akibat satu oknum karyawan yang bersikap kurang baik pelayanan tidak ramah, tentu konsumen yang merasa jadi korban dari pelayanan yang begitu membuat konsumen tersebut ogah lagi beli BBM di SPBU itu, dan tentu info tersebut tidak hanya pada satu orang akan tetapi akan bergulir pada banyak konsumen yang nantinya akan mengetahui dan tau kalau di SPBU tersebut karyawannya pelayanannya sangat tidak baik padahal itu hanya terjadi pada satu orang karyawan saja yang punya sikap tidak kuasai pelayanan prima namun konsumen/masyarakat akan menjustice dengan bahasa karyawan di SPBU itu tidak baik tidak ramah.tidak sopan dan lain-lainnya. sehingga ketika informasi bergulir bagai bola liar pihak manajemen SPBU itu yang di rugikan kemudian, sugesti konsumen dan masyarakat ke SPBU tersebut menjadi ogah untuk lagi beli BBM di SPBU itu.

Kondisi begini tentu dan seharusnya tidak terabaikan oleh pihak manajemen SPBU. artinya, dari pada akibat satu karyawan yang punya sikap tidak baik, tidak sopan dan tidak ramah pada konsumen di pertimbangkan kembali keberadaannya di SPBU itu. biar tidak menjadi bumerang pada Omset SPBU juga tidak berpengaruh buruk pada karyawan lainnya yang baik sopan dan ramah.

Rupanya kondisi pelayanan yang kurang baik ini sering terjadi di SPBU-SPBU yang kurang mengedepankan sikap ramah kepada konsumen.

Hal ini juga terjadi di SPBU 54.681.17 Desa Langkap Kecamatan Bangsalsari Kabupaten jember Jawa Timur.

Dimana sore tadi sekitar jam 00.30 WIB, Sebuah kendaraan Sepeda motor Beet Merah Putih, Nopol P. 3619 PQ. Pada plat nomornya bertuliskan PERS yang di kendarai oleh seorang ibu nama Zaimah Fitrian asal, Dusun Krajan, Desa Langkap, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember, Jawa Timur, dengan putrinya bernama Dwi Putri Kamilatul Fitria dengan alamat yang sama telah mengalami hal yang kurang mengenakkan itu yaitu, ketika ibu zaimah mau mengisi BBM pertamax di SPBU Langkap dirinya merapat ke meter BBM, sesampai di tempat pengisian Zaimah antri pas di belakang antrian ke dua. namun saat ibu Zaimah sedang antri langsung ada teguran petunjuk yang dengan bahasa kasar dan ketus dari salah satu karyawan SPBU Langkap yang berinisial RN dengan mengatakan” kesana kamu buuu? seakan nada itu menunjukan kalau si RN tidak mau melayani ibu Zaimah mengisikan bbm nya ke tangki motornya” kemudian ibu Zaimah berkata pada si RN (kan disini kosong, kok saya di suruh kesana, kamu kan ada) lantas si RN berkata lagi dengan kata keras dan ketus *sayaaaa… mau pulannng, bentak si RN sambil terus jalan menjauhi si ibu Zaimah” hal tersebut tentu menjadi perhatian para konsumen yang sedang ngisi dan antri.

“Sementara itu kepada awak media Zaimah mengatakan, bahwasanya di depan sepeda motornya petugas SPBU lainnya yang tidak tau namanya sedang melayani pengisian wadah drem dari besi, yang kondisinya sedang terbuka lebar tanpa tutup sedikitpun. sehingga sepeda motor yang di kendarainya di isi oleh petugas satunya. setelah selesai mengisi wadah drem besi terbuka itu baru sepedanya ibu zaimah di isi,” pungkas ibu zaimah ketika di konfermasi awak media DetikOne via teleon selularnya, Minggu (13/03/2022)

Menurut Sumber yang meminta identitasnya tidak disebutkan menjelaskan, bahwa hal itu sering terjadi memang di SPBU Langkap, yang mana pelayanan kurang ramah dengan konsumen SPBU langkap yang lagi ngisi BBM. tidak seperti di SPBU lainnya seperti di Mangli Jember, mereka semua baik dan ramah dengan ucapan terimakasih bapak/ibu.

“kalau terkait dengan ngisi bak atau drem besi terbuka itu sudah biasa di POM Langkap, karena mereka pelanggan tetap yang bolak balik ngisi ke Pom kemudian disalin di pinggir jalan ke jerigen-jerigen yang sudah di siapkan,” jelasnya

Bahkan menurut sumber informasi yang tidak bersedia di sebutkan namanya, kalau dulu tiap tengah malam bukan hanya drem atau drem terbuka yang di layani tapi banyak deretan mobil-mobil tua seperti sedan, carry, pick up, avanza dan sepeda motor bertangki besar seperti tander GL max dan lainnya menumpuk di POM langkap antri mau isi BBM bersubsidi yang ketika mobil tangki BBM subsidi datang isi POM kemudian satu tangki yang isinya ribuan liter habis dalam sekejap maximal satu jam BBM subsidi tersebut habis.

“Ketika masyarakat pagi hari mau isi BBM subsidi ke pom Langkap untuk aktifitas ke sawah, ngojek, tukang dan mau ke kantor sudah tidak kebagian lagi BBM subsidi di pom langkap tersebut, di mana sudah ada tulisan” PREMIUM HABIS” dan hal seperti ini berlangsung cukup lama dan tidak ada tindakan tegas dari pihak berwenang dan aparat penegak hukum setempat. padahal, mungkin itu melanggar hukum BBM yang subsidi untuk rakyat kecil ternyata di borong para bos tengkulak BBM premium,” ujarnya

Pihak manajemen SPBU 54.681.17 Langkap Nangsalsari Jember saat di konfermasi via whastapp di Nomor layanan SPBU yang tertera di papan informasi layanan konsumen tidak ada jawaban sehingga awak media terus.memaksa agar bisa terhubung via telpon selularnya di 4 nomor layanan itu yang akhirnya sempat terhubung di nomor 0811351358 belum sempat konfermasi panjang dan terputus yang konfermasi itu di terima oleh seorang suara perempuan yang karena terputus kemudian pihak managemen di Nomor 0811-351-358 tersebut memberikan keterangan sekelumit via whatsapp nya.
“Baik bapak,akan kami tindak lanjuti laporan dari (konfermasi) Bapak, terimakasih sebelumnya telah menjadi pelanggan SPBU 54.681.17.Atas ketidaknyamanan selama pelayanan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya”
Saat di konfermasi kembali pihak manajemen tidak lagi ada jawaban.

Sementara itu Praktisi Hukum sekaligus pengamat pelayanan publik asal Sumenep, Madura, Jawa Timur, Ach. Supyadi, S.H., M.H. saat di konfermasi via selulurnya mengatakan, bahwa SPBU bisa saja melayani pembeli BBM dengan jerigen, tapi itu harus selain Premium dan Solar, itupun harus dengan surat rekomendasi. cuma kalau pakai jerigen plastik itu tidak boleh, karena ada listrik statisnya. jadi tidak memenuhi aspek safety.

“Regulasi Hukum tentang larangan BBM menggunakan jerigen jelas sudah di atur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191/2014 mas, agar SPBU di larang untuk menjual Premium dan Solar kepada warga menggunakan jerigen dan drum untuk di jual kembali kepada konsumen,” tuturnya pengacara muda asal kepualaun ini.

Selain diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014, pembeliaan Pertalite menggunakan jerigen juga di larang oleh Undang-Undang karena tidak disertai rekomendasi untuk kebutuhan tertentu (Pertanian, Perikanan serta Usaha Mikro/Kecil)

“Maka dari penjabaran itu semua, garis besarnya SPBU adalah harus mengutamakan pelayanan kepada masyarakat yang akan mengisi bahan bakar terhadap kendaraannya di SPBU tidak boleh di balik, termasuk tidak boleh mendahulukan pengisian jerigen atau drum dari pada pengguna kendaraan yang akan mengisi BBM,” tutupnya

(Sanhaji)

error: