Sumenep, detik1.co id // Kapal Dharma Bahari Sumekar 3 (DBS 3) rute Kalianget ,Kangean dan Sapeken mengalami kendala operasional akibat ketiadaan bahan bakar minyak (BBM). Dampaknya, truk-truk pengangkut sembako yang seharusnya melakukan penyeberangan terhambat, sehingga menimbulkan keluhan dari para sopir.
Bambang Supriyo, SH., manajer kapal, menegaskan bahwa kendala yang terjadi bukan disebabkan oleh kerusakan mesin, melainkan karena tidak tersedianya BBM. “Bukan mesinnya yang rusak, tapi memang tidak ada BBM,” ujarnya saat dikonfirmasi oleh media. Minggu 16 Maret 2025.
Ketika ditanya mengenai solusi atas permasalahan tersebut, Bambang mengungkapkan bahwa pemerintah Kabupaten (Pemkab) perlu turun tangan dengan memanggil pihak direksi terlebih dahulu. “Solusinya ada di Pemkab. Ini bukan masalah mesin, melainkan persoalan BBM,” tegasnya.
Lebih lanjut, Bambang menjelaskan mekanisme subsidi BBM yang harus dibayarkan setelah kapal beroperasi. Menurutnya, kapal harus membeli BBM terlebih dahulu dan kemudian mengajukan klaim pembayaran kepada Pemkab. “Kami harus beli BBM sendiri dulu, baru kemudian dibayar oleh Pemkab. Jadi, jika kami tidak memiliki dana untuk membeli BBM, maka kapal Sumekar tidak dapat beroperasi. Hal ini berbeda dengan kapal lain. Saat ini, kapal Sumekar tidak jalan karena kami tidak memiliki uang untuk membeli BBM,” pungkasnya.
Sementara itu, Seorang tokoh masyarakat setempat mengkritik situasi tersebut, terutama di momen mudik lebaran. “Pada momen mudik lebaran, di mana banyak orang pulang kampung, seharusnya Pemkab menunjukkan kepedulian dan tidak diam saja menghadapi persoalan ini mas,” ungkapnya.
Akibat gangguan operasional tersebut, distribusi bahan pokok ke wilayah yang mengandalkan kapal DBS 3 turut terganggu. Hal ini dikhawatirkan akan berdampak pada pasokan kebutuhan masyarakat. Hingga saat ini, belum ada kepastian kapan DBS 3 dapat kembali beroperasi.