Example 728x250

Bupati Situbondo Luncurkan Program “Masjid Ramah Pemudik” di Jalur Pantura

Bupati Situbondo Luncurkan Program "Masjid Ramah Pemudik" di Jalur Pantura

Doc.Foto Bupati Situbondo Ketika Kunjungan ke Masjid Nurul Abror Kilensari, Panarukan Situbondo

Situbondo, detik1.co.id // Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo, secara resmi meluncurkan program “Masjid Ramah Pemudik” yang dipusatkan di Masjid Besar Nurul Abrol, Kilensari, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Acara peluncuran ini dihadiri oleh berbagai pejabat daerah, tokoh agama, dan masyarakat setempat.

Dalam sambutannya, Bupati yang akrab disapa Mas Rio ini mengungkapkan bahwa terdapat 20 masjid yang telah disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Situbondo sebagai tempat singgah bagi para pemudik yang melintas di Jalur Pantura Situbondo.

“Kami mengimbau para pemudik untuk tidak ragu mampir dan beristirahat di Masjid Ramah Pemudik yang telah disediakan,” ujar Mas Rio kepada awak media.

Mas Rio menjelaskan bahwa masjid-masjid ini tidak hanya difungsikan sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai rest area bagi pemudik. Berbagai fasilitas disediakan, seperti tempat istirahat, layanan kesehatan, pijat refleksi gratis, dan stan UMKM. “Jadi, selain beribadah, pemudik bisa beristirahat dengan nyaman di masjid-masjid ini,” tambahnya.

Program “Masjid Ramah Pemudik” ini digagas sebagai bentuk pelayanan Pemerintah Kabupaten Situbondo kepada masyarakat yang melakukan perjalanan mudik. Mengingat Kabupaten Situbondo merupakan jalur utama lintas Pantura yang menghubungkan Pulau Jawa, Bali, NTB, hingga NTT, kehadiran masjid-masjid ini diharapkan dapat memberikan kenyamanan bagi para pemudik.

Mas Rio berharap program ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh para pemudik yang melintas. “Insya Allah, dengan adanya Masjid Ramah Pemudik, Kabupaten Situbondo akan semakin dikenal oleh masyarakat Indonesia yang melintasi Jalur Pantura,” pungkasnya.

Salah satu warga setempat, Buramin, menyambut baik program ini. “Kami sangat mendukung inisiatif ini karena membantu para pemudik untuk beristirahat dengan nyaman. Selain itu, kehadiran pemudik juga memberikan dampak positif bagi perekonomian warga sekitar,” ujarnya.

Kepala Desa Kilensari, Sugiyono, juga memberikan apresiasi terhadap program tersebut. “Program ini sangat bermanfaat bagi para pemudik dan masyarakat desa. Kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk mendukung pelaksanaannya,” katanya.

Dengan adanya fasilitas seperti layanan kesehatan dan pijat refleksi gratis, diharapkan para pemudik dapat menjaga kondisi fisik mereka selama perjalanan.

Selain itu, stan UMKM yang disediakan memberikan kesempatan bagi pemudik untuk membeli oleh-oleh khas Situbondo, sehingga turut mendukung perekonomian lokal.

Masjid Besar Nurul Abrol, sebagai pusat peluncuran program ini, telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang.

Pengurus masjid bersama masyarakat setempat bergotong royong mempersiapkan segala kebutuhan demi kenyamanan para pemudik.

Program “Masjid Ramah Pemudik” ini juga melibatkan berbagai pihak, termasuk relawan dan tenaga medis, untuk memastikan pelayanan yang optimal bagi para pemudik. Keterlibatan berbagai elemen masyarakat menunjukkan semangat gotong royong yang masih kuat di Kabupaten Situbondo.

Para pemudik yang melintas di Jalur Pantura Situbondo diharapkan dapat memanfaatkan fasilitas yang disediakan dengan baik.

Dengan beristirahat di masjid-masjid tersebut, diharapkan mereka dapat melanjutkan perjalanan dengan lebih segar dan aman.

Selain memberikan manfaat bagi pemudik, program ini juga diharapkan dapat meningkatkan citra Kabupaten Situbondo sebagai daerah yang peduli terhadap kebutuhan para pelancong. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah daerah dalam mempromosikan potensi wisata dan budaya lokal.

Keberadaan “Masjid Ramah Pemudik” juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya menyediakan fasilitas umum yang nyaman dan bersih.

Diharapkan, inisiatif ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam memberikan pelayanan terbaik bagi para pemudik.

Program ini direncanakan akan terus berlanjut dan dievaluasi setiap tahunnya untuk memastikan efektivitas dan kualitas pelayanan yang diberikan. Masukan dari para pemudik dan masyarakat setempat akan menjadi bahan pertimbangan dalam pengembangan program ke depan.

Dengan adanya program “Masjid Ramah Pemudik”, diharapkan tradisi mudik yang merupakan bagian dari budaya Indonesia dapat berlangsung dengan lebih nyaman dan aman. Semoga inisiatif ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi semua pihak yang terlibat.