Example 728x250

Langkah Strategis Menuju Kiblat Budidaya Lobster Dunia: Pemindahan Keramba Keempat Bandar Laut Dunia Grup ke Teluk Karanjang

Langkah Strategis Menuju Kiblat Budidaya Lobster Dunia: Pemindahan Keramba Keempat Bandar Laut Dunia Grup ke Teluk Karanjang

Doc.Foto Keramba

Sumenep, detik1.co.id // Komitmen Bandar Laut Dunia Grup (BALAD GRUP) dalam menjadikan Indonesia sebagai pusat budidaya lobster dunia terus menunjukkan progres nyata. Pada awal April 2025, perusahaan ini kembali menorehkan capaian penting dengan berhasil memindahkan unit keramba keempat ke Teluk Pulau Karanjang, Kecamatan Kangayan, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.

Pemindahan keramba ini dilakukan dari lokasi perakitan awal di Teluk Pulau Bungin Nyarat, Desa Saobi, yang berjarak sekitar 5,8 kilometer. Proses ini menjadi bagian dari rangkaian besar pembangunan kawasan budidaya benih bening lobster (BBL) yang tengah dikebut oleh BALAD GRUP di gugusan Kepulauan Kangean.

Teluk Pulau Karanjang kini menjadi titik keempat dari total 16 teluk yang telah ditetapkan sebagai zona budidaya. Sebelumnya, keramba-keramba sudah ditempatkan di Teluk Pangelek, Teluk Sabiteng, dan Teluk Pulau Malang.
Proses penempatan keramba ini dirancang rampung sepenuhnya dalam kurun waktu April hingga Mei 2025, sebagai tahap awal dari proyek budidaya berskala nasional dan global.

Gugusan 16 teluk yang tersebar di Kepulauan Kangean memiliki total luas 8.000 hektare. Di atas lahan laut seluas ini, BALAD GRUP menargetkan pemasangan 80.000 unit keramba dalam waktu lima tahun, yakni dari 2025 hingga 2030.

Setiap keramba nantinya akan berperan dalam budidaya hingga miliaran ekor lobster, dengan target ambisius mencapai 2 miliar ekor selama periode tersebut.
Bukan hanya proyek budidaya, langkah BALAD Grup ini adalah cetak biru masa depan perikanan Indonesia. Menjadikan negeri ini sebagai kiblat baru dunia dalam usaha perikanan budidaya, khususnya lobster.

Proyek ini tidak hanya mencerminkan skala investasi yang besar, tetapi juga membawa semangat transformasi ekonomi pesisir dan pemberdayaan nelayan lokal.
BALAD GRUP mengklaim bahwa seluruh proses budidaya akan memperhatikan aspek keberlanjutan, teknologi hijau, dan keseimbangan ekosistem laut.
Keberadaan kawasan budidaya ini diharapkan menjadi episentrum baru industri lobster dunia, menggeser ketergantungan pada praktik penangkapan liar dan meningkatkan nilai tambah produksi nasional secara signifikan.

Dengan dukungan teknologi, riset, dan kolaborasi bersama masyarakat lokal, BALAD GRUP meyakini bahwa Indonesia punya semua syarat untuk memimpin pasar lobster global dalam dekade mendatang.
Seiring dengan penuntasan pemasangan keramba di seluruh teluk, BALAD GRUP juga akan memulai proses produksi bertahap dan sistem logistik berbasis laut yang terintegrasi. Model pengelolaan ini menjadi yang pertama di Indonesia dengan skala dan konsistensi sebesar ini.

Dengan keberhasilan pemindahan keramba keempat ini, BABAD GRUP menandai tonggak penting dalam perjalanan panjang menuju misi besar: menjadikan Indonesia sebagai sentra budidaya lobster berkelanjutan nomor satu di dunia.